Kamis, 28 Juni 2012

Burung kakaktua

Aku hanyalah seorang burung kakaktua dalam sangkarnya. Aku dapat nama itu dari majikanku, namun Aku tak tau arti sebenarnya. Aku selalu meniru, meniru suara apa saja yang aku dengar. Aku yakin memang itu yang harus kulakukan. Aku sendiri kesepian di sangkar ini. Aku hanya ditemani majikanku, dialah yang memberi aku makan dan minum setiap hari. Aku sering melihat sekeliling sangkar, banyak sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa. Aku hanya melihat dan aku pun tak tahu melihat untuk apa. 

Aku pernah melihat majikanku duduk di depan sebuah kotak yang mengeluarkan cahaya. Aku melihat didalamnya banyak sejenis dengan majikanku berlarian menendangi sesuatu yang bulat. Aku kemudian melihat majikanku meloncat dan berteriak goaaaaal dengan gaduhnya. Aku hanya mengikuti majikanku berteriak goaaaaal. Aku kira memang seharunya aku lakukan itu. Aku sendiri tak tau makna sebenarnya dari itu apa.

Selasa, 26 Juni 2012

Persamaan jurnalis dan ilmuwan

Tulisan ini diambil dari respon papper berdasarkan tiga kali pertemuan mata kuliah Moralitas, Etika, dan Hukum Media, Kriminologi FISIPUI pada tahun 2011.

Ada beberapa kesamaan antara jurnalis dengan ilmuwan yang dijelaskan oleh pengajar. Misalnya jurnalis dan ilmuwan sama-sama menyampaikan kebenaran. Di dunia ini tidak ada kebenaran yang mutlak, yang ada hanya kebenaran relatif (Nurudin, 2005). Saya sangat setuju pada pernyataan Nurudin ini yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh pengajar. Sesuatu itu benar menurut orang lain, namun belum tentu benar menurut kita sendiri dan berlaku sebaliknya. Latar belakang dari seseorang juga sangat mempengaruhi pandangan dari seseorang.
   
Kemudian pengajar menjelaskan juga mengenai kebenaran yang dihasilkan oleh ilmuwan dan jurnalis. Seorang ilmuwan menghasilkan kebenaran dengan melakukan riset dan penelitian tentang masalah-masalah sosial. Kemudian hasil penelitian itu yang akan digunakan oleh masyarakat. Sedangkan jurnalis menyampaikan kebenaran dengan menyampaikan berita yang memuat 5w1h. Secara tidak langsung pertanyaan-pertanyaan yang ada di masyarakat terjawab oleh berita yang disampaikan oleh jurnalis.

Pers mahasiswa berlandaskan disiplin ilmu

Media massa di Indonesia

Media massa dalam sistem demokrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak jarang media massa sering disebut sebagai pilar ke empat dari demokrasi setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam prakteknya, media massa juga memberikan contoh bagaimana prinsip-prinsip demokratisasi mampu terselenggarakan dalam tatanan masyarakat.

Praktek media massa sebagai instrumen demokrasi terlihat jelas dalam Negara-negara yang sudah lebih maju. Disana media massa menjadi indakator dalam pelaksanaan sistem politik dengan memposisikan dirinya sebagai penyeimbang agar menjaga demokratisasi tetap berjalan. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, media massa lebih berperan dalam mendorong pemerintahan menuju ke arah demokrasi. Media massa diharapkan menjadi lahan kebebasan berekspresi dan berpendapat bagi masyarakat. Selain itu media massa juga diharapkan memberikan informasi apa saja yang seharusnya dapat diterima oleh masyarakat. Marijan (2010) menjelaskan bahwa keberadaan media massa tidak adapat melepaskan diri dari corak sistem politik yang melingkupinya. Sistem politik yang demokratis tentunya memungkinkan praktek media yang lebih bebas. Di lain pihak jika sistem politiknya dikatakan belum demokratis maka kita akan menemukan praktek-praktek sensor terhadap media. Atau bahkan dalam tahapan yang ekstrem, media hanya digunakan sebagai alat propaganda penguasa atau pemerintah.

Senin, 25 Juni 2012

Nikmat

Halo, perkenalkan namaku Ancy. Aku perempuan kuat, keras, kasar, dan sedikit gahar seperti orang-orang sejenisku yang lain. Orang bilang tampang ku galak, hah yang benar saja. Padahal menurutku sendiri tampangku ini sangat imut-imut dan cantik. Tapi yasudahlah, tak salah juga kalau aku merealisasikan apa yang ada di tampang ku ini. Toh stigma itu bukan aku yang menginginkannya. Aku hidup dalam kesendirian di kota ini. Seluruh keluargaku tinggal diseberang pulau sana. Pertama kali aku datang ke kota, aku kesepian. Aku tak tahu harus berbuat apa awalnya. Namun akhirnya aku menemukan kesenangan sendiri dengan mengamati hal. Aku selalu mencari hal apa saja yang bisa melupakanku dari kesendirian ini. Hal kecil aku jadikan besar, hal besar aku jadikan lebih besar. Dengan itu juga aku bisa menyindir orang-orang disekelilingku. Aku  tantang mereka, siapa yang berani denganku. Lebih lagi yang tidak berdaya. Ada, ada? Tidak ada ternyata.

Jumat, 22 Juni 2012

Analisa singkat novel Tetralogi Buru dengan "Mocking Modernity - Linden Peach"

Tetralogi buru terdiri dari empat novel bersambung yang dikarang oleh Pramoedya Ananta Toer.. Berlatar zaman kolonial, novel ini menceritakan seorang tokoh utama yang bernama Minke. Dia seorang laki-laki dari anak Bupati Wonokromo yang sangat menentang adat Jawa. Minke juga lulusan dari sekolah HBS yang saat itu setingkat dengan SMA. Namun pembahasan dalam essay ini lebih kepada kategori apa saja yang dikemukakan oleh Linden Peach tentang Mocking Modernity yang dapat ditemukan dalam novel kedua dari tetralogi buru Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Anak Semua Bangsa”.

Pertama adalah Criminal Physiologies. Criminal physiologies disini berarti gambaran masyarakat terhadap pelaku kejahatan. Dalam novel ini yang saya angkat adalah tokoh Darsam. Sebenarnya dia bukan penjahat, namun lebih kepada seorang jawara yang jago berkelahi dan disewa oleh Sanikem untuk menjadi pengaman perusahaan. Perawakan Darsam adalah pria yang berbadan tegap, berkumis lebat, bermuka garang dan kemana-mana selalu membawa parang yang diselipkan di pinggangnya. Seolah-olah iya siap mengeluarkan parangannya ketika ada bahaya yang menghadang. Namun semua itu berubah ketika tangan Darsam terkena timah panas dan tidak bisa dipergunakan sebagaimana mestinya. Iya menganggap bahwa kekuatan dia sebagai jawara telah sirna lantaran tangan kanannya tidak bisa lagi digunakan.

Sejarah singkat jurnalistik investigasi

Sejarah jurnalistik investigasi dimulai dengan munculnya laporan investigasi yang dilakukan oleh Benjamin Harris.  Laporan itu dilakukan pada tahun 1620 dengan judul laporan Public Occurrences, Both Foreign and Domestic. Laporan yang dilakukan Benjamin Harris kemudian memunculkan semangat perlawanan, perjuangan atau biasa disebut crusading yang bertujuan menentang pemerintahan. Pada tahun 1721, semangat crusading mendapat bentuk formalnya melalui New England Courant yang diterbitkan James Franklin. James Franklin dapat dikatakan sebagai pelopor jurnalisme crusading, dimana dia menolak konsep “by authority”, dan tidak tunduk pada politik kekuasaan England Britain di AS. Kemudian muncul seorang perempuan bernama Nellie Bly yang melanjutkan semangat crusading ini.

Andai saja

Besok dia akan pergi. Pergi untuk tak berjumpa kembali, denganku apalagi. Dia yang sudah tiga tahun kukenal. Dari biasa menjadi tak biasa. Kepalang aku dibuatnya. Senyumnya, tawanya, geraknya. Sama sepertiku, sepertinya dia menyembunyikan perasaannya kurasa, bisa sekali dia. Kenangan itu seperti baru kemarin rasanya. Aku bercakap, bercanda, kita saling tertarik memikat. Andaikan memang seperti itu, karena aku sendiri sedang berandai. 

Dia seseorang yatim-piatu, pamannya menitipkan dia di panti asuhan ini. Dia gadis biasa, sama seperti gadis lain yang aku kenal. Namun entah kenapa, aku dibuat tidak bisa bersikap adil karenanya. Entah kapan, pandangan ku melihat dia berbeda ketika melihat gadis lain. Suatu ketika, dia sangat cantik. Dia menghibur temannya dengan kekurangannya. Dia tersenyum manis menertawai dirinya sendiri. Dia senang, senang melihat temannya tertawa. Ah, cantik sekali dia. Murungnya, merupakan hal yang termanis yang pernah kulihat. Manis ditengah kemirisan, melihatnya dan melihat diriku. Aku tak bisa berbuat apa-apa untuknya. Hanya diam dan berandai. Andai saja aku bisa membuatnya selalu tertawa karena kehadiranku.

Selasa, 19 Juni 2012

Untuk siapa?

Polandia 1930, pasukan Jerman menyerang kota Warsaw. Dalam sebuah ruangan berdiri dua orang laki-laki dengan postur tubuh yang kurang lebih sama. Anda yakin anak muda? Jangan pernah meremehkan kekuatan yang menghadang kita disana! Mereka kuat! Dia kuat! Kita? Hanya segerombolan tikus got dihadapan mereka! Pikirkan lagi!  Kapten Szalvik berkata dengan lantang. Dihadapannya berdiri anak muda, dengan wajah menghadap ke lantai yang bercorak merah tua. Badannya terlihat gemetar, mungkin gugup. Dia coba menaikan wajahnya, memandang ke arah kapten Szalvik, sekilas wajah itu memang tidak memperlihatkan kegugupan. Namun sepertinya anak muda itu menyembunyikan sesuatu. Tapi waktu tinggal tujuh hari lagi kapten. Kami sudah mempersiapkan ini dengan matang. Menurut kapten, akankah saya dan kawan-kawan diam saja ketika ditindas? Kawan-kawan saya orang yang keras kapten! Aku yakin penyerbuan ini akan berhasil. Lima belas pucuk handgun, dan dua puluh pucuk senapan serbu sudah kami persiapkan. Belum lagi granat dan alat peledak lainnya. Sekali lagi aku yakin, kami bisa membuat kelabakan pasukan Jerman yang ada disana!.

Suasana hening.. Anak muda itu kembali mengarahkan pandangannya ke lantai. Kapten terdiam sejenak, memikirkan perkataan anak muda itu. Kapten memundurkan langkahnya, lalu duduk disebuah meja kerja. Diambilnya segelas vodka yang terletak dimeja, lalu diminumnya vodka itu. Kita ini sedang sakit. Kita ada di ambang kehancuran, golongan tua kita sudah tak berdaya. Tak ada upaya yang bisa mereka lakukan. Kota ini, Negara ini tinggal menunggu ajalnya. Coba lihat jumlah pasukan Jerman yang ada di kamp sana. Jauh lebih banyak dari jumlah pasukan kita! Apakah kamu tahu tentang cerita empat kapten Jerman yang sedang kita hadapi sekarang? Henrick si tangan besi,

Akhir

Akhirnya..
Akhir.. bermula dari sebuah awalan
Akhir.. ditempuh dengan berbagai macam jalan
Akhir.. ditentukan berdasarkan keinginan
Akhir.. dinobatkan sebagai kriteria kekompakan
Akhir.. bergantung pada tingkat keseriusan
Akhir.. terasa indah tanpa kegagalan
Akhir.. sengit ketika melawan kekuasaan
Akhir.. bermunculan semangat perjuangan
Akhir.. berat ketika muncul belas kasihan
Akhir.. bergelumut dengan kemunafikan
Akhir.. seberapa besar kuatnya komitmen
Akhir.. berbeda dari apa yang diinginkan
Akhir.. timbulnya kesenangan
Akhir.. besarnya kekecewaan
Akhir.. hanya ada penyesalan
Akhir.. hanya ada kebingungan
Akhir.. akankah masih ada harapan
Akhirnya.. ini belum berakhir kawan..

Minggu, 10 Juni 2012

Dua sosok panutan


Lemah ketika pikiran ini tidak sejalan dengan perbuatan. Tanda bukti belum adanya keselarasan yang menunjang jiwa dan raga. Terkadang kekuatan yang dinantikan itu sesekali muncul, namun dengan cepatnya juga tenggelam. Dimana kedewasaan pikiran yang diagung-agungkan? Manusia dewasa yang mampu dengan teguh memegang pikiran, perkataan dan perbuatannya. Kekhawatiran ini sungguh terlalu nampaknya. Menakuti seluruh lini sang pencari arti kata kehidupan. Sejenak diam dan mengingat, perkataan sang pengantar ku ke dunia ini memang benar. Walaupun berkali-kali memungkiri, tapi memang mereka benar. Ego ini belum sempat mengalah dengan mereka. Perlu banyak dikaji lagi perkataan mereka, juga mulai coba kalahkan ego. Karena sang pencari arti kata kehidupan masih butuh mereka. Terimakasih.

Ngalor-ngidul

Manusia, sebuah hal yang paling kompleks untuk dipahami. Bahkan sebagai wujud dari yang pernah ada. Sepanjang hidup, sebagian dari manusia mengabadikan dirinya untuk memahami. Memikirkan dengan tujuan penghidupan lebih baik untuk manusia lainnya. Mulai dari dulu, pasti. Manusia terus selalu berfikir. Berfikir untuk terus memahami dan mengerti apa artinya hidup. Namun ada juga manusia malas, pasrah. Manusia jenis ini hanya bisa menerima, dengan apa adanya. Tak perlu usaha lebih untuk hidupnya. Padahal menurut saya tujuan manusia hidup adalah berkorban untuk manusia lainnya. Sehingga bisa tercapai suatu rantai, dan tak akan putus mungkin. Ingat, banyak manusia lain yang harus dibela. Kalaupun susah untuk melakukan, ada baiknya terus nikmatilah hidup ini. Kesedihan hanya ada ketika anda sudah bisa menikmatinya.

Resah

Kali ini saya ingin sedikit berimajinasi, tentang intuisi.. Perasaan bahagia menyelimuti, dari pagi hingga petang. Entah mengapa semua hal buruk terlupakan. Hanya kebahagiaan menghadapi kenyataan yang akan datang. Memang tak salah kalau banyak pepatah mengatakan harus menghargai waktu. Karena memang, waktu berharga dan berbahaya. Dia bisa membunuh, membunuh hati dan pikiran anda. Dia bisa menyebarkan virus lupa. Dia bisa membahagiakan anda sesaat, atau menyiksa anda perlahan. Namun ada satu hal yang tak kalah penting dari waktu. Dia berusaha menerangkan gelap. Dia berusaha menggelapkan terang. Dialah intuisi. Ditengah kebahagiaan tadi, di akhir petang intuisi seakan berkata. Hati-hati, anda harus hati-hati. Dan benar, intuisi itu kadang jujur. Dia berusaha memberitahu anda kenyataan. Kadang-kadang tapi. Yasudahlah, aku harus kembali lagi memikirkan apa yang dikatakan intuisi tadi.

Sabtu, 09 Juni 2012

Perspektif

Dua mata itu, memandang dengan tatapan kosong. Pandangannya lurus kedepan, menatap haru kepada seseorang. Momen saat ini memang sedih, “pesta” perginya seorang untuk selamanya . Namun dia melihat kesedihan lain. Bukan sedih, miris mungkin. Kemirisan diantara puluhan orang lain yang sedih. Seorang laki-laki menjadi perhatiannya. Dia terlihat miris ditengah kesedihan yang berusaha ia tunjukan. “Dia memang miris, lebih miris mungkin daripada diriku yang hanya hidup sebagai makhluk menjijikan”. Matanya terus memperhatikan laki-laki itu. Raut muka laki-laki itu penuh dengan pembenaran dari apa yang ia lakukan. Merasa diperhatikan, laki-laki itu mencari siapa yang memperhatikannya. Pandangannya terarah kepada makhluk hitam, kecil berbulu, penuh luka ditubuhnya, dan pasti penuh dengan bau tak sedap. Seekor tikus got ternyata. “Kasian sekali tikus itu, menjijikan, dan hidupnya pasti miris sekali” pikirnya.  Ah sudahlah..

Hitam putih hiburan malam kota Jakarta

Sebagian kalimat ada yang copas dari tulisan orang..

“Gilaa, asik banget nih bro.. Gaa kuaat deeh” celetuk seseorang dari dalam senyapnya kegelapan. Kegelapan di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta. Jakarta sebagai kota terpadat di Indonesia tidak akan pernah berhenti untuk menyajikan sesuatu yang baru bagi warganya. Penatnya kehidupan perkotaan dan pusingnya tuntutan pekerjaan menyebabkan dibutuhkannya tempat yang bisa mengusir itu semua di Jakarta. Salah satu tempat yang paling digemari dan banyak peminatnya adalah tempat hiburan malam.
Sebelumnya banyak yang beranggapan bahwa akan sulit mencari kesenangan ketika waktu sudah melewati pukul 11 malam. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi mereka yang hidup di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Ibu Kota Indonesia ini merupakan salah satu kota metropolitan yang tidak pernah tidur, selalu hidup selama 24 jam setiap harinya.

Bagi para penikmat malam, Jakarta malam hari adalah surga. Semakin malam, Jakarta semakin bergairah. Banyak tempat hiburan yang mulai bermunculan. Tetapi tentunya tak seperti tempat hiburan pada siang hari. Hiburan malam hari di Jakarta hadir bersama dengan kerlap-kerlip lampu disco dan dentuman music. Begitupun dari segi jumlah, tempat hiburan malam di Jakarta banyak sekali jumlahnya, bertebaran di sekeliling kota Jakarta.

Jika boleh di artikan, hiburan malam disini berarti tempat orang mencari kesenangan duniawi dikala malam, dan biasanya identik dengan menghambur-hamburkan uang. Tempat hiburan malam memang banyak sekali berada

Jumat, 08 Juni 2012

Aku sendiri tak yakin

Nah itu saja.. bagaimana dengan ini? Ah itu juga, aku tak tau, aku tak tau.. tapi aku harus terpaksa untuk tau.. ya sudah itu.. pasti, adakah kepastian? Ada, mungkin.. tapi..  mungkin berarti tak yakin.. ya aku rasa.. hanya ada ketidakpastian.. setidaknya di sekelilingku ini..  rugikah? Tidak, setidaknya untuk diriku.. justru ketidakpastianlah yang membuat itu semua menarik.. kembali lagi, setidaknya saat ini.. tapi, masih ada tapi.. ketidakpastian hanya untuk ku, bukan untuk orang lain dari ku.. karena kuyakin, tapi tidak pasti.. orang lain menginginkan kepastian..

Cepat!

Ah... kepala ini berputar putar, bagaikan komedi putar di pasar malam.. apa yang terjadi semalam? Rasanya tiba2 tubuh ini sudah terbaring lemah di atas kasur.. kulihat jam, jam berapa sekarang? Tepat di angka 9. Apa yang harus kulakukann? Tak tau, pikirku. Ya memang seperti ini acap kali terjadi. lupa akan rutinitas. Hmm bagaimana kalau ku mengulangi lagi film yang kemarin? Menarik juga. Namun akan membunuh banyak waktu jika ku ulanginya.. kuputar saja adegan yang menarik dari film itu.. ide bagus.. pada akhirnya berlanjut dan blab la bla.. teringat akan konsep hidup, apakah hidup harus dipenuhi dengan hiburan? Mana kerja keras dan jerih payahnya? Benar juga ya.. ganti, ganti aku harus belajar.. wah baru ingat, kemarin sempat mendownload banyak film dokumenter.. dan ada film yang belum ku tonton sampai habis.. judulnya end of civilization.. oke, aku akan melanjutkan film itu.. bla, bla, bla.. film menarik, namun karena tak ada subs Indonesia aku hanya bisa mengerti seadanya.. yang kutangkap adalah film itu mengisahkan tentang manusia yang merusak lingkungan.. dengan segala kekuatan dan kemampuannya.. Itu saja mungkin yang bisa kutulis..