Pagi

Katanya pagi itu indah. Katanya pagi itu penuh semangat. Suara ayam dan burung saling bersautan. Gemercik air, obrolan pagi. Sinar matahari yang bersinar, angin sejuk yang bertiup dan kopi hangat dapat membuat pagi lebih berarti. Apakah memang seperti itu? Setidaknya itu yang dikatakan banyak orang, bukan aku. Aku punya pandangan yang berbeda tentang pagi. Anda pasti pernah melewati jalan panjang tak terlihat ujungnya. Aku melihat pagi seperti itu, sesuatu jalan lurus, panjang, kosong, sepi tak ada sesuatu objek apapun yang bisa
dinikmati. Dingin juga gelap. Anda mungkin akan berifikir berulang kali untuk melewati pagi yang ada dibayanganku ini. Rasanya hanya ingin berdiam saja di posisi aku berdiri. Tapi sayangnya itu tak bisa dilakukan. Di belakangku ada benda hitam, benda yang dengan kemampuannya dapat memakan ruang, waktu, impian, harapan. Benda itu terus berjalan mendekati posisiku berdiri saat ini. Aku tak bisa diam saja. Aku harus berlari, berlari melewati pagiku ini. Setidaknya itu yang ku alami setiap pagi. Aku bisa saja berdiam diri tak menghadapi pagi dan termakan benda hitam. Tapi aku tidak bisa. Mengapa? Mengapa? Karena aku masih ingin, menghadapi pagi seperti ini lagi.