Dua mata itu, memandang dengan tatapan kosong. Pandangannya lurus
kedepan, menatap haru kepada seseorang. Momen saat ini memang sedih, “pesta” perginya
seorang untuk selamanya . Namun dia melihat kesedihan lain. Bukan sedih, miris
mungkin. Kemirisan diantara puluhan orang lain yang sedih. Seorang laki-laki
menjadi perhatiannya. Dia terlihat miris ditengah kesedihan yang berusaha ia
tunjukan. “Dia memang miris, lebih miris mungkin daripada diriku yang hanya
hidup sebagai makhluk menjijikan”. Matanya terus memperhatikan laki-laki itu. Raut
muka laki-laki itu penuh dengan pembenaran dari apa yang ia lakukan. Merasa diperhatikan,
laki-laki itu mencari siapa yang memperhatikannya. Pandangannya terarah kepada
makhluk hitam, kecil berbulu, penuh luka ditubuhnya, dan pasti penuh dengan bau
tak sedap. Seekor tikus got ternyata. “Kasian sekali tikus itu, menjijikan, dan
hidupnya pasti miris sekali” pikirnya. Ah
sudahlah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar