Jumat, 22 Juni 2012

Sejarah singkat jurnalistik investigasi

Sejarah jurnalistik investigasi dimulai dengan munculnya laporan investigasi yang dilakukan oleh Benjamin Harris.  Laporan itu dilakukan pada tahun 1620 dengan judul laporan Public Occurrences, Both Foreign and Domestic. Laporan yang dilakukan Benjamin Harris kemudian memunculkan semangat perlawanan, perjuangan atau biasa disebut crusading yang bertujuan menentang pemerintahan. Pada tahun 1721, semangat crusading mendapat bentuk formalnya melalui New England Courant yang diterbitkan James Franklin. James Franklin dapat dikatakan sebagai pelopor jurnalisme crusading, dimana dia menolak konsep “by authority”, dan tidak tunduk pada politik kekuasaan England Britain di AS. Kemudian muncul seorang perempuan bernama Nellie Bly yang melanjutkan semangat crusading ini.
Tulisan Bly memiliki keisetimewaan yang terletak di tuntutan “penyelesaian yang meminta jalan keluar” terhadap bebagai problem sosial. Supaya mendapat fakta yang orisinal dan realistik, Bly menyamar menjadi pekerja sebuah pabrik untuk melihat kehidupan buruh di bawah umur yang dipekerjakan dalam kondisi buruk. Bisa dikatakan semangat crusading memakai bentuk perlawanan terhadap kebijakan penguasa. Baru pada awal abad 20 jurnalisme investigasi menegaskan wujudnya di dalam liputan-liputan yang terorganisir ketika melaporkan berbagi pelanggaran yang terjadi. Muckraking yang mengekspos perilaku anti-sosial dan kejahatan di dunia pemerintahan dan bisnis. Presiden Theodore Roosevelt bahkan memberi nama muckrakers kepada reporter yang sibuk menyoroti hal kotor dan tidak melihat sisi positif lain dari kehidupan Amerika. Dari fenomena periode Muckraking, jurnalisme investigasi tampil ke tengah masyarakat yang membutuhkan informasi yang bisa menjaga nilai dan norma kehidupan dari kemungkinan penyelewengan yang dilakukan berbagai pihak. Wartawan investigasi diantaranya bertugas untuk mengungkapkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar